Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

MATERI KULIAH - Manajemen Pemasaran


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN
a. Pengertian Manajemen Strategik
Manajemen strategik adalah proses perencanaan, implementasi dan pengendalian satu strategi organisasi, dan juga menentukan misi dan tujuan organisasi tersebut berkaitan dengan lingkungan eksternalnya.
Manajemen strategic merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial (wheelen dan hunger, 2004:2) yang dihasilkan dari proses formulasi dan implementasi rencana (pearce dan robinson. 2005:3) dengan tujuan untuk mencapai keunggulan kompetitif .bila didefinisi ini dikaitkan dengan terminology “manajemen”, maka manajemen strategik dapat pula didefinisikan sebagai: proses perencanaan, pengarahan (directing), pengorganisasian dan pengendalian berbagai keputusan dan tindakan strategis perusahaan dengan tujuan untuk mencapai keunggulan kompetitif.
b.Pengertian Manajemen Strategik Bagi Organisasi
                    Para manajer yang membuat rencana jangka panjang lazimnya mengandalkan bahwa masa depan adalah masa yang lebih baik. Namun, kejutan-kejutan lingkungan seperti krisis energi, deregurasi banyak industri, percepatan perubahan teknologi, dan meningkatnya persaingan global merongrong pendekatan terhadap perencanaan jangka panjang ini. Perubahan tersebut memaksa para menejer untuk menyusun suatu pendekatan sistematis untuk menganalisis lingkungan, menilai kekuatan dan kelemahan organisasi mereka, dan mengidentifikasi peluang dimana organisasi itu dapat memiliki keunggulan kompetitif. Manajemen strategik tersangkut dalam banyak keputusan yang dibuat oleh para manejer. Sebuah survei terhadap pemilik bisnis di Amerika Serikat menemukan bahwa 60% telah mempunyai strategik, dan diantara pemilik-pemilik itu, 89% menemukan bahwa rencana-rencana mereka itu efektif. Selain itu, studi-studi terhadap efektivitas perencanaan dan manajemen strategik telah menemukan bahwa, pada umumnya perusahaan-perusahaan dengan sistem manajemen strategik formal mempunyai pendapatan finansial yang lebih tinggi.
1.2 Tujuan perencanaan strategik
Strategi yang dikembangkan perusahaan melalui proses manajemen strategik bertujuan untuk menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan untuk menilai keunggulan kompetitif perusahaan antara lain mencakup indikator-indikator kinerja akuntansi dan kinerja ekonomi (Barney dan Hasterly, 2008) . Melalui analisis terhadap laporan keuangan  sebuah perusahaan, maka akan diperoleh informasi mengenai kinerja akuntansi (accounting performance) sebuah perusahaan baik dilihat dari sisi profitabilitas maupun rasio-rasio keuangan. Dengan membandingkan kinerja akuntansi sebuah perusahaan dengan perusahaan-perusahaan lainnya dalam satu industri, maka akan dapat diperoleh gambaran mengenai kinerja perusahaan dibandingkan pesaing, yakni apakah perusahaan memiliki keunggulan kompetiitif ataukah tidak.

BAB II
PERENCANAAN STRATEGIK
2.1 Strategi
Dalam hal ini strategi dipahami bukan hanya sebagai “berbagai cara untuk mencapai tujuan melainkan mencakup pula penentuan berbagai tujuan itu sendiri. Sebagaimana dirumuskan oleh Chandler, strategi merupakan: “The determination of long term goals of an enterprise and the adoption of courses of action and the allocation of resources necessary for carrying out these goals”. Strategi dipahami pula sebagai sebuah pola yang mencakup di dalamnya baik strategi yang direncanakan maupun strategi yang pada awalnya tidak dimaksudkan oleh perusahaantetetapi menjadi strategi yang dipertimbangkan bahkan dipilih oleh perusahaan untuk diimplementasikan.
Kasus nokia merupakan salah satu kasus yang menarik dimana perusahaan mengubah bisnis utama perusahaan yang semula bergerak dalam industri kertas menjadi perusahaan yang bergerak dalam bisnis komunikasi . Perubahan cakupan usaha ini tentu saja akan diikuti dengan perubahan misi dan tujuan perusahaan dimana perubahan misi dan tujuan perusahaan ini merupakan bagian integral dari strategi yang dilakukan oleh nokia untuk memperoleh keunggulan kompetitif secara berkelanjutan yang tidak akan diperoleh bila perusahaan ini tetap bergerak di industri kertas.

Perubahan orientasi usaha nokia tidak terlepas dari adanya peluang baru akibat adanya perkembangan teknologi digital dan teknologi komunikasi nirkabel. Munculnya peluang tersebut telah mengubah strategi nokia dan memunculkan pilihan strategi baru untuk bergerak di industri telekomunikasi.
2.2 Tindakan Strategis
Keputusan strategis tidak akan memiliki arti apapun seandainya keputusan strategis tersebut tidak diterjemahkan ke dalam tindakan strategis. Sebagaimana dinyatakan oleh Peter Drucker (1955), sebagai berikut:
One cannot make dicisions for the future. Decision are commitments to action.and action are always in the present,and in the present only. But actions in the present are also the one and only way to make the future.
Tindakan strategis merupakan implementasi dari berbagai keputusan strategis yang telah ditetapkan perusahaan. Tindakan strategis sendiri dapat didefinisikan sebagai berbagai tindakan manajerial yang akan memengaruhi keberadaan perusahaan dalam jangka panjang.
2.3 Proses Manajemen strategik
Manajemen strategik merupakan sebuah proses untuk menghasilkan berbagai keputusan dan tindakan strategis yang akan menunjang pencapaian tujuan perusahaan.pada saat melakukan kegiatan manajemen strategik, para manajer perusahaan akan megolah input yang diperoleh melalui evaluasi terhadap misi, tujuan, strategi yang dimiliki perusahaan saat ini serta analisis terhadap lingkungan internal (melalui analisis ini perusahaan akan dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sumber daya perusahaan) dan analisis lingkungan eksternal perusahaan (melalui analisis ini, perusahaan dapat mengidentifikasi sejumlah peluang dan ancaman). Melalui pengolahan input tersebut, perusahaan akan dapat merumuskan misi dan tujuan. Selanjutnya perusahaan dapat memilih alternative strategi yang dianggap paling baik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.manajemen strategik juga berkaitan dengan proses implementasi dan pengendalian  strategi yang dibuat pada level korporasi, level bisnis, dan level fungsional.

Robbins (2008) menggambarkan proses manajemen strategik tersebut, sebagaimana terlihat pada gambar berikut:


 









        Pearce dan Robinson (2005:3) memberikan penjelasan lebih lengkap mengenai berbagai tugas penting yang harus dilakukan manajemen puncak perusahaan sebagai pihak yang memiliki inisiatif untuk melakukan proses manajemen strategik. Menurut mereka, terdapat 9 tugas penting dalam menerapkan proses manajemen strategik, yaitu:
1. Menyusun misi perusahaan, termasuk di dalamnya pernyataan mengenai maksud pendirian perusahaan, filosofi perusahaan dan tujuan perusahaan.
2. Melakukan analisis untuk mengetahui kondisi internal dan kemampuan perusahaan .
3. Lakukan penilaian terhadap lingkungan eksternal perusahaan yang mencakup didalamnya penilaian terhadap situasi persaingan dan konteks usaha secara umum yang akan memengaruhi efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan.
4. Melakukan analisis terhadap alternative pilihan strategi perusahaan dengan membandingkan kesesuaian antara sumber daya yang dimiliki perusahaan dengan lingkungan yang dihadapi perusahaan.
5. Melakukan identifikasi terhadap alternative pilihan strategi yang diinginkan melalui evaluasi masing-masing pilihan strategi disesuaikan dengan misi dan tujuan perusahaan.
6. Memilih sekumpulan tujuan jangka panjang berikut stratrgi utama (grand strategy) yang paling memungkinkan untuk mencapai tujuan perusahaan.
7. Membuat tujuan tahunan (annual objectives) dan strategi jangka pendek yang mendukung pencapaian tujuan jangka panjang dan strategi utama.
8. Melakukan implementasi strategi terpilih melalui anggaran alokasi sumberdaya yang dibutuhkan,dimana dalam alokasi sumberdaya ini terdapat penekanan pentingnya keselarasan antara tugas, manusia, struktur organisasi, teknologi yang digunakan serta sistem imbalan (reward system) yang diterapkan.
9. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan penerapan strategi sebagai input yang digunakan dalam pembuatan keputusan di masa mendatang.

Pearce dan Robinson menyebutkan adanya strategi utama (grand strategy) yang akan diterjemahkan menjadi strategi jangka pendek terutama di level bisnis. Kembali kepada contoh nokia yang telah disebutkan sebelumnya keputusan perusahaan ini merubah orientasi bisnisnya dari  perusahaan kertas menjadi perusahaan telekomunikasi merupakan sebuah grand strategi. Adapun strategi yang harus dilakukan dalam level bisnis adalah bagaimana produk nokia tersebut mampu memiliki keunggulan kompetitif dengan berbagai merek ponsel lainnya seperti Motorola, ericsson, Samsung, dll.
2.4 Perkembangan konsep manajemen strategic
Wheelen dan Hunger (2004:3-4) menjelaskan perkembangan konsep manajemen strategik melalui 4 tahap sebagai berikut:
1. Perencanaan Keuangan dasar
     Pada tahap ini manajer mulai membuat perencanaan yang serius terutama pada saat mereka diminta mengajukan anggaran untuk tahun berikutnya. proyeksi-proyeksi diusulkan tanpa didukung dengan analisis yang memadai dan sebagian informasi yang digunakan untuk analisis berasal dari dalam perusahaan.
     Rencana operasional yang sederhana ini hanya merupakan bentuk manajemen strategik yang semu meski untuk mempersiapkannya sangat menghabiskan waktu.aktivitas normal perusahaan biasanya tertunda untuk beberapa minggu sewaktu para manajer memeras ide untuk mengusulkan anggaran baru tersebut.jangka waktu untuk perencanaan ini biasanya berlaku satu tahun.
2. Perencanaan berbasis peramalan
     Karena pembuatan anggaran tahunan dianggap kurang berguna dalam menstimulasi perencanaan jangka panjang, maka para manajer selanjutnya berupaya untuk mengajukan rencana lima tahun.selain menggunakan informasi internal untuk membuat perencanaan jangka panjang, para manajer pun berupaya untuk mengumpulkan berbagai informasi dari lingkungan perusahaan berdasarkan dari informasi-informasi yang dimiliki,para manajer berusaha membuat ekstrapolasi terhadap trend yang ada saat ini ke jangka waktu lima tahun mendatang.
     Tahap ini juga sangat menyita waktu seringkali penyusunan rencana ini menguras aktivitas manajer selama satu bulan penuh untuk memastikan bahwa anggaran yang diajukan cocok satu dengan lainnya. Proses pembuatan rencana ini bisa memiliki nuansa politik yang sangat kental terutama apabila rencana yang dibuat akan melibatkan dan dalam jumlah yang besar. Rapat yang tidak ada hentinya dilakukan untuk mengevaluasi proposal anggaran dimana masing-masing pihak berusaha mencari pembenaran terhadap asumsi-asumsi yang mereka buat. Jangka waktu untuk perencanaan ini biasanya berlaku untuk tiga sampai lima tahun.

3. Perencanaan Strategis
     Frustasi dengan situasi konflik politik di dalam perusahaan, sementara pada saat yang sama diperoleh satu kenyataan bahwa rencana lima tahunan yang  dibuat tidak berjalan efektif, maka manajemen puncak kemudian mengambil kendali terhadap proses perencanaan dengan melalui kegiatan perencanaan strategis. Melalui kegiatan ini perusahaan berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam memberikan tanggapan terhadap perubahan pasar dan persaingan dengan melakukan proses berpikir secara strategis. Kegiatan perencanaan diambil alih dari manajer yang memiliki level rendah dan mengonsentrasikan pembuatan rencana strategis kepada para staff perencana. Perusahaan seringkali juga menggunakan tenaga Konsultant yang memberikan berbagai teknik baru dan inovatif  yang akan digunakan oleh para staf  perencana untuk mengumpulkan informasi dan memperkirakan kecenderungan di masa yang akan datang. Selain Konsultan, perusahaan juga banyak memanfaatkan jasa mantan ahli strategi militer untuk membentuk unit intelijen persaingan.
     Konsep perencanaan strategis didasari oleh pemikiran bagaimana perusahaan membuat perencanaan jangka panjang dengan memperkirakan perubahan-perubahan yang akan terjadi dalam lingkungan perusahaan selama beberapa tahun mendatang. Setelah perusahaan berhasil meramalkan perubahan-perubahan tersebut, perusahaan selanjutnya akan menyesuaikan sumberdaya internal yang harus dimiliki untuk memanfaatkan peluang usaha yang ada di lingkungan eksternal serta mengantisipasi berbagai ancaman yang akan dihadapi perusahaan dalam jangka panjang.
     Sebagai sebuah model perencanaan, perencanaan strategis mengalami masa pasang surut. Model ini pernah sangat popular di tahun 1970-an dan mulai banyak ditinggalkan di akhir tahun 1980-an setelah banyak perusahaan besar (misalnya di Amerika Serikat) tidak dapat meningkatkan kinerja secara significant dengan menggunakan model perencanaan ini. Selain itu model perencanaan strategis untuk sementara waktu kalah bersaing dengan model Porter maupun model Hamel dan Prahalad atau model perencanaan lainnya yang mampu memberi jawaban atas perencanaan perusahaan jangka panjang untuk meraih keunggulan kompetitif yang tercermin dari peningkatan posisi kompetitif perusahaan di pasar.
4. Manajemen Strategik
     Menyadari bahwa rencana strategis terbaik pun tidak akan berguna tanpa adanya input dan komitmen dari manager di level yang lebih rendah,maka manager puncak pada tahap selanjutnya membentuk kelompok perencana yang terdiri dari para manajer dan karyawan kunci pada berbagai jenjang manajemen yang berasal dari berbagai departemen dan kelompok kerja, mereka mengembangkan dan mengintegrasikan serangkaian rencana strategis dengan tujuan mencapai tujuan utama perusahaan.
     Konsep manajemen strategik mememperoleh momentum keberhasilan sebagai model pengembangan strategi perusahaan di era tahun 1990-an dimana banyak perusahaan berskala besar merasakan manfaat dari penerapan manajemen strategik. Hal ini antara lain disebabkan karena konsep manajemen strategik telah mengalami penyempurnaan di banding konsep pendahulunya, perencanaan strategis Beberapa perbaikan yang dilakukan antara lain:
     Konsep manajemen strategik menekankan pada skenario masa depan yang paling mungkin untuk dicapai dengan disertai dengan strategi kontinjensi untuk setiap skenario.dalam hal ini rencana strategis lima tahunan telah diganti dengan pemikiran strategis pada segenap jenjang organisasi,di mana proses berpikir secara strategis ini dilakukan sepanjang tahun. Sementara dalam konsep perencanaan strategis ,manajemen puncak lebih menekankan usahanya pada peramalan masa depan secara sempurna dan merumuskan strategi berdasarkan peramalan tersebut dimana peramalan yang dimaksud memiliki horizon waktu jangka panjang  (lima tahun atau lebih).
     Dalam pelaksanaannya, kegiatan manajemen strategik melibatkan manajer manajer dari level yang lebih rendah dan personnel kunci dalam pengembangan rencana strategik. Hal ini bertujuan agar rencana strategi yang dibuat mendapat komitmen secara luas dari sumber daya manusia perusahaan. Dengan demikian kendati manajemen puncak masih merupakan pihak yang mengambil inisiatif  bagi pembuatan rencana strategis,tetapi strategi yang diusulkan bisa datang dari bagian manapun di dalam organisasi perusahaan. Hal ini berbeda dengan penerapan konsep perencanaan strategis, dimana pembuatan rencana strategis hanya dilakukan oleh manajemen puncak perusahaan,sehingga strategi yang muncul juga didominasi oleh strategi yang berasal dari manajemen puncak.
     Dalam manajemen strategic terjadi penyebaran informasi strategis secara lebih luas kepada para manajer dan personel kunci dari berbagai level managerial yang terlibat dalam pembuatan rencana strategis. Hal ini berbentuk dengan kegiatan perencanaansttrategis dimana informasi strategis hanya dimiliki oleh pimpinan puncak perusahaan.
2.5 Model Manajemen Strategik
Model menunjukkan replica (tiruan) dari realitas yang ingin diteliti atau dianalisis. Sebuah model akan menggambarkan hubungan diantara variable-variabel yang diteliti atau menjelaskan faktor-faktor penting yang merupakan kumpulan dari beberapa variabel atau determinan yang dapat menjelaskan suatu fenomena.
Model Manajemen Strategik Menurut wheelen dan Hunger
Wheelen dan Hunger (2004:11) mengembangkan model manajemen strategic sebagaimana dapat dilihat pada gambar. Menurut Wheelen dan Hunger, model manajemen strategic terdiri dari empat tahap proses yaitu: environmental scanning, strategy formulation, strategy implementation dan evaluation and control.
Pemindaian Lingkungan
Pemindaian lingkungan (environmental scanning) yaitu suatu kegiatan pemantauan (monitoring), pengevaluasian serta penyebaran informasi yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal perusahaan kepada personel kunci (key people) di dalam perusahaan. Kegiatan ini terdiri atas pemindaian lingkungan terhadap lingkungan eksternal perusahaan yang dikelompokkan oleh Wheelen dan Hunger sebagai societal environment dan task environment.
Societal environment (disebut juga general environment), yaitu lingkungan eksternal perusahaan yang tidak akan memberi pengaruh tehadap implementasi strategi perusahaan dalam jangka pendek, tetapi akan mempengaruhi keberhasilan implementasi strategi perusahaan dalam jangka panjang.
Task environment adalah berbagai elemen atau kelompok di lingkungan eksternal perusahan yang dipengaruhi langsung oleh tindakan perusahaan, dan oleh karenanya akan memengaruhi perusahaan. Termasuk ke dalam task environment Antara lain: para pemasok (suppliers), para pelanggan (customers), para pesaing (competitors), komunitas local (local communities), krlompok kepentingan khusus (special interest groups), asosiasi perdagangan (trade associates) dan pemerintah (governments).
Formulasi strategi
Pada tahap formulasi strategi (strategy formulation) perusahaan secara berkala menkaji kembali misi dan tujuan perusahaan serta merumuskan strategi yang sesuai dengan misi dan tujuan perusahaan tersebut. Misi dan tujuan perusahaan dapat mengalami perubahan sesuai dengan strategi yang dipilih oleh perusahaan. Perubahan misi dan tujuan perusahaan secra mendasar akibat perubahan strategi perusahaan juga terjadi pada Nokia, di mana pada awalnya Nokia memiliki bisnis inti dalam industri dispers, rubber boots dan kertas.
Selain merumuskan misi , tujuan dan strategi yang saling memiliki kesesuaian satu sama lain (compatible), perusahaan juga harus merumuskan kebijakan yang akan menjadi panduan bagi seluruh sumber daya manusia perusahaan dalam melakukan implementasi strategi baik pada tingkat korporasi, fungsional, maupun unit usaha.
Implementasi strategi
Tujuan strategi perusahaan yang telah dibuat akan dapat diimplementasikan dengan baik apabila tujuan dan strategi tersebut dituangkan ke dalam rangkaian kegiatan dalam bentuk program yang terjadwal dengan jelas serta memperoleh alokasi sumber daya yang memadai yang telah dituangkan dalam bentuk anggaran (budget) yang akan mendukung setiap program.
Program-program yang dibuat oleh perusahaan selanjutnya harus didukung dengan prosedur yang menjelaskan secara rinci bagaimana suatu kegiatan atau pekerjaan harus dilakukan. Prosedur akan menjelaskan berbagai aktivitas yang harus dilakukan untuk menyelesaikan suatu program. Selain itu perusahaan haus mengembangkan struktur organisasi yang akan memudahkan implementasi strategi (strategy implementation) yang telah dipilih perusahaan.
Evaluasi dan pengendalian
Sebagai sebuah proses manajemen, model manajemen strategic yang dikemukakan oleh Wheelen dan Hunger diakhiri dengan tahap evaluasi dan pengendalian (evaluation and control). Pada tahap evaluasi, perusahaan akan membandingkan kinerja actual yang dicapai perusahaan dengan standar kinerja. Hasil evaluasi akan dijadikan dasr bagi perusahaan dalam melakukan pengendalian yakni apakan kesenjangan yang terjadi Antara kinerja aktual dengan kinerja standar masih berada dalam toleransi ataukah perbedaan Antara kinerja actual dengan kinerja standar sudah menyimpang saangat jauh sehingga perlu dilakukan tindakan koreksi (corrective action).
Model Manajemen Strategik menurut Kaplan dan Norton (model manajemen strategic balanced scorecard)
Salah satu tema sentral yang diajukan oleh Kaplan dan Norton (1996) dalam model manajemen strategic yang mereka beri nama The Balanced Scorecard, resumbangannya terhadap pencapaian tujuan melalui suatu hubungan sebab akibat (cause and effect relationship).
Kaplan dan Norton menyebut besaran ukuran finansial yang merupakan output kinerja perusahaan sebagai lag indicators (indicator yang sudah terjadi) di mana indicator- indicator tersebut sangat dibutuhkan untuk melihat kinerja perusahaan saat ini. Dengan memperhatikan beberapa alasan yang ada, Kaplan dan Norton mengajukan the balanced scorecard sebagai model system manajemen strategic yang akan menerjemahkan misi dan strategi perusahaan menjadi berbagai tujuan (objectives) dan ukuran-ukuran dalam empat perspektif, yaitu:
·    Perspektif keuangan (financial perspective)
·    Perspektif pelanggan (customer perspective)
·    Perpektif proses bisnis internal (internal bisiness process perspective)
·    Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (leaning and growth perspective)
Perspektif keuangan
Ukuran finansial masih merupakan salah satu unsur penting untuk mengukur pencapaian tujuan perusahaan karena ukuran finansial memberikan gambaran ringkas bagi perusahaan mengenai konsekuensi ekonomi dari berbagai tindakan yang dilakukan perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan akan memberikan gambaran apakah implementasi strategi maupun pencapaian tujuan memberikan kontribusi terhadap perbaikan kondisi keuangan perusahaan sebelumnya (bottom-line). Tujuan-tujuan keuangan bias dinyatakan dalam bentuk prifitabilitas (Kaplan dan Norton, 1996:26) yang diukur misalnya dalam bentuk operating income, return on capital employed (ROCE), atau yang saat ini banyak digunakan dalam bentuk economic value added (EVA).
Perspektif Pelanggan
Dalam kaitannya dengan pelanggan, manajer yang menjalankan model balanced scorecard (BSC) harus melakukan identifikasi terhadap pelanggan maupun segmen-segmen pasar di mana unit bisnis yang mereka jalankan bersaing di dalamnya serta mengukur kinerja unit bisnis tersebut di dalam target segmen pasar yang telah ditetapkan. Beberapa ukuran hasil yang ditetapkan untuk mengukur kinerja unit bisnis yang bersangkutan Antara lain adalah: customer satisfaction (kepuasan pelanggan), customer retention (retensi pelanggan pada produk perusahaan), new customer acquisition (kemampuan meraih pelanggan baru), customer profitability (profitabilitas perusahaan dari setiap pelanggan yang dilayani) serta pangsa pasar untuk setiap segmen sasaran.
Perspektif Proses Bisnis Internal
Pada bagian ini, para eksekutif perusahaan melakukan identifikasi terhadap proses internal perusahaan yang akan memungkinkan perusahaan:
·    Memberikan proporsi nilai (value proposition) yang akan menarik dan mempertahankan pelanggan dari target segmen pasar tertentu.
·    Memuaskan ekspektasi pemegang saham dengan memberikan pengembalian keuangan (financial returns) yang sangat bagus.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif keempat dalam model BSC adalah pertumbuhan dan pembelajaran. Dalam perpektif ini, para manajer harus mengidentifikasi berbagai infrastruktur yang harus dibangun perusahaan untuk menciptakan pertumbuhan dan perbaikan kinerja secara terus-menerus dalam jangka panjang. Kemampuan organisasi untuk melakukan pembelajaran (learning) dan tumbuh (growth) berasal dari tiga sumber, yakni:
·    Employee capabilities (kemampuan karyawan)
·    Information system capabilities (kemampuan system informasi)
·     Organizational procedurs (prosedur organisasi yang akan memungkinkan karyawan memiliki motivasi dan inisiatif dalam bekerja)

BAB III
PERSAINGAN BISNIS
3.1 Kekuatan Persaingan
Kekuatan persaingan terdiri dari para pesaing industri , calon pendatang, subtitusi, pembeli, dan pemasok. Lima ancaman yang ditimbulkan kekuatan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Ancaman persaingan segmen yang ketat
                    Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika ia telah memiliki pesaing yang banyak, kuat, atau agresif. Ia bahkan menjadi lebih tidak menarik jika segmen tersebut stabil atau menurun, penambahan kapasitas pabrik dilakukan secara besar-besaran, biaya tetap tinggi, hambatan keluar besar, atau pesaing memiliki kepentingan yang besar untuk tinggal di dalam segmen tersebut. Kondisi itu akan menyebabkan sering terjadinya perang harga, perang iklan, dan pengenalan produk baru sehingga akan menjadi sangat mahal bagi perusahaan untuk bersaing.


2.Ancaman pendatang baru
                              Daya tarik segmen berbeda-beda menurut tingginya hambatan untuk masuk dan keluarnya. Segmen yang paling menarik adalah segmen yang memiliki hambatan untuk masuk yang tinggi dan hambatan untuk keluar yang rendah. Sedikit perusahaan baru yang dapat memasuki industri, dan perusahaan yang berkinerja buruk dapat dengan mudah keluar. Jika hambatan untuk masuk dan hambatan untuk keluar tinggi, potensi laba tinggi, namun perusahaan menghadapi resiko yang lebih besar karena perusahaan yang berkinerja buruk tinggal dan berjuang keras di sana. Jika hambatan untuk masuk dan keluar rendah, perusahaan dengan mudah dapat masuk dan keluar dari industri serta tingkat pengembalian investasinya stabil dan rendah. Kasus terburuk adalah jika hambatan untuk masuk rendah dan hambatan untuk keluar tinggi. Di sini perusahaan akan masuk dalam situasi yang menguntungkan, namun sulit untuk keluar dari situasi buruk. Akibatnya adalah terjadinya kelebihan kapasitas yang kronis dan penurunan harga dan penghasilan bagi semua pihak.
Pendatang baru bagi suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk ikut menikmati pangsa pasar dan meraih posisi serta amat sering pendekatan baru untuk melayani kebutuhan pelanggan. Keputusan untuk menjadi pendatng baru dalam suatu industri sering kali disertai dengan komitmen besar yang menyangkut sumber daya. Pemain baru berarti bahwa harga akan ditekan serendah mungkin dan keuntungan dibuat kecil, akibatya profitabilitas indusri menurun.
3. Ancaman produk subtitusi
Kekuatan selanjutnya yang mempengaruhi persaingan dalam suatu industri adalah ancaman produk pengganti. Ketersedian produk pengganti memberi batas pada harga yang dapat ditentukan oleh pemimpin pasar dalam suatu industri. Harga yang tinggi dapat memicu pembeli beralih ke produk pengganti.
                              Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika terdapat subtitusi produk yang aktual dan potensial. Subtitusi membatasi harga dan laba. Perusahaan harus memantau secara dekat tren harga produk subtitusi. Jika kemajuan teknologi atau persaingan meningkat di industri subtitusi tersebut, harga dan laba dalam segmen tersebut cenderung menurun.
4. Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pembeli
                              Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki kekuatan posisi tawar yang kuat atau semakin meningkat. Kekuatan posisi tawar pembeli berkembang jika mereka lebih terkonsentrasi atau terorganisasi. Produk tersebuk merupakan bagian yang signifikan dari biaya pembeli, produk tersebut tidak terdiferensiasi, biaya perpindahan ke pemasok/produk lain rendah, pembeli peka terhadap harga karena laba yang rendah. Untuk melindungi diri mereka, para penjual dapat memilih pembeli yang memiliki kekuatan posisi tawar yang paling rendah atau yang sulit mengganti pemasok. Pertahanan yang lebih baik adalah mengembangkan tawaran unggul yang tidak dapat ditolak oleh para pembeli yang kuat.
Tujuan akhir dari pelanggan industri adalah membayar harga serendah mungkin untuk memperoleh produk atau jasa yang dipergunakannya sebagai masukan. Biasanya minat paling besar dari pembeli terpenuhi bila mereka dapat menurunkan kemampuan menghasilkan laba dalam industri pemasok. Kondisi-kondisi berikut adalah di mana pembeli dapat mempunyai kelebihan kekuatan atas pemasok:
1. Membeli dalam jumlah besar sehingga perusahaan pemasok tergantung pada bisnis pembeli agar dapat tetap bertahan hidup.
2. Ketika produk pemasok dipandang sebagai komoditi, artinya sebagai produk standar atau tidak terdiferensiasi, pembeli menekan harga dalam tawar-menawar karena banyak perusahaan dapat memenuhi kebutuhan mereka.
3. Produk atau jasa industri pemasok mewakili bagian yang signifikan dari biaya perusahaan pembeli.
4. Kemauan dan kemampuan untuk melakukan integrasi ke hulu.
Contoh:
Nutrasweet mengilustrasikan pengaruh positif dan negatif dari kedinamisan antara pembeli dan penjual. Perusahaan pembotolan minuman ringan seperti PepsiCo dan Coca-Cola adalah pembeli Nutrasweet yang utama, yang merupakan bahan baku paling mahal dalam minuman ringan diet. Ketika hak paten Nutrasweet habis, kekuatan tawar-menawar raksasa minuman ringan ini akan naik dengan mencari harga yang jauh lebih murah bagi bahan baku kunci ini. Walaupun pabrik minuman ringan membeli dalam jumlah besar, Nutrasweet di pakai dalam lebih dari 5.000 macam produk-suatu fakta yang mengurangi kekuatan pembeli dengan memperkecil daya tuas (leverage) yang berkaitan dengan hilangnya satu atau beberapa pembeli. Sebaliknya, kekuatan pembeli Coca-Cola juga diperkuat karena perusahaan ini juga telah mengembangkan dan mempatenkan pemanis rendah kalorinya sendiri.
5. Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok
                              Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan mampu menaikkan harga atau mengurangi kuantitas yang mereka pasok. Para pemasok cenderung menjadi kuat jika mereka terkonsentrasi atau terorganisasi, terdapat sedikit subtitusi, produk yang dipasok merupakan input yang penting, biaya berpindah pemasok tinggi, dan pemasok dapat melakukan integrasi ke hilir.
Bila pemasok mempunyai daya tuas yang lebih banyak atas perusahaan industri, meraka dapat menaikkan harga cukup signifikan untuk mempengaruhi kemampuan organisasi pelanggan untuk menghasilkan laba. Beberapa faktor memengaruhi daya tawar pemasok:
1. Pemasok akan mempunyai keunggulan bila mereka besar dan jumlahnya relatif sedikit.
2. Kalau produk atau jasa pemasok merupakan masukan penting bagi perusahaan industri, terdiferensiasi, atau menanggung biaya pengalihan, pemasok akan mempunyai daya tuas yang besar atas pembeli.
3. Pemasok akan menikmati kekuatan tawar-menawar bila bisnis mereka tidak terancam oleh produk alternatif.
4. Kemauan dan kemampuan pemasok untuk dan mengembangkan produk dan merek mereka sendiri bila mereka tidak mampu mendapatkan persyaratan yang memuaskan dari pembeli industri yang mempengaruhi kekuatan mereka.
3.2 Trik menghadapi persaingan bisnis
1.Konsep yang matang
                              Menjalankan bisnis tak hanya butuh ide dan passion semata. Namun, sebuah konsep bisnis yang matang juga sangat diperlukan. Konsep bisnis yang matang akan membantu Anda untuk bisa mengenali berbagai potensi dan pangsa pasar yang ingin dituju dalam bisnis. Selain itu konsep bisnis matang juga akan membuat bisnis bisa berjalan lebih maksimal.
                              Dalam menentukan konsep bisnis, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain, selera masyarakat, karakteristik atau gaya hidup masyarakat, daya beli, sumber bahan baku, sampai adanya bisnis sejenis. Pertimbangan ini akan membantu untuk menentukan sukses atau tidaknya bisnis yang dilakukan.
2.Perencanaan matang
                              Konsep bisnis yang matang, akan membantu untuk membuat perencanaan bisnis yang juga matang. "Dalam berbisnis tak bisa asal-asalan karena dalam berbisnis, Anda mempertaruhkan investasi yang cukup banyak. Jika perencanaan tak matang, semuanya akan sia-sia dan rugi besar," jelasnya. Dalam perencanaan yang matang, sebuah business plan harus dibuat.
                              Yang termasuk dalam business plan ini antara lain: menjabarkan konsep bisnis, visi misi, rencana promosi, rencana pemasaran, karyawan, rencana pengaturan keuangan, sampai dengan menentukan analisis risiko yang mungkin dialami dalam bisnis. Dengan adanya perencanaan yang matang, Anda bisa menentukan jalan keluar atau solusi atas setiap masalah yang mungkin akan dihadapi, termasuk menghadapi persaingan bisnis serupa.
3.Evaluasi dan inovasi
                              Persaingan dengan bisnis yang sejenis seringkali tak bisa dihindari. Namun sebenarnya persaingan ini bisa membuat Anda jadi lebih kreatif untuk berkreasi. Dengan persaingan akan membuat Anda jadi lebih inovatif untuk menciptakan sebuah nilai tambah dalam produk yang dijual. Inovasi yang dilakukan dalam berbagai sisi akan menarik pelanggan untuk melirik produk Anda dibanding pesaing.
                              Selain inovasi, diperlukan juga evaluasi terhadap kelangsungan bisnis. Anda tak bisa begitu saja tutup mata dalam menjalankan bisnis, sebuah evaluasi terhadap kekurangan dan nilai lebih dalam berbisnis juga diperlukan untuk semakin memajukan bisnis yang dilakukan.
4.Perluasan pasar
                              Untuk menghadapi persaingan bisnis, salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan memperluas pasar produk. Perluasan pasar produk ini bisa berarti memperluas fokus dan target market yang disasar. Misalnya, jika awalnya hanya menjual varian makanan pedas yang diperuntukan untuk orang dewasa, tak ada salahnya untuk membuat varian menu baru yang bisa dinikmati oleh anak-anak. Perluasan pangsa pasar ini juga akan menambah pendapatan sekaligus memberi nilai tambah pada pelanggan terhadap produk yang dijual.
                              Selain memperluas pangsa pasar, perluasan pasar juga bisa dilakukan dengan membuka cabang-cabang usaha baru. Cabang usaha baru ini akan membantu untuk menguasai pasar usaha sejenis. "Namun, sebelum melakukan perluasan cabang sebaiknya sistem usaha sudah kuat dan stabil," sarannya.
5.Standarisasi
                              Memiliki banyak cabang usaha memang bisa membantu mengatasi persaingan ketat dalam bisnis. Hanya saja yang harus diperhatikan adalah kesamaan varian produk yang dijual disemua cabang yang dimiliki.
"Standarisasi ini perlu dilakukan agar pelanggan tak kecewa ketika membeli produk Anda di cabang-cabang usaha. Standarisasi ini sangat diperlukan terutama jika Anda berbisnis kuliner. Standarisasi resep berfungsi untuk menghasilkan rasa yang seragam disemua cabangnya," tukasnya.
6.Sistem
                              Sebuah sistem usaha yang kuat akan membantu usaha agar bisa bertahan lebih lama dan mendapat keuntungan yang diinginkan. Buat sistem usaha yang stabil dan kuat. Setelah pondasi usaha dirasa kuat, maka lakukan perluasan pasar dengan berbagai sistem usaha yang diinginkan, misalnya membuka cabang, sampai franchise. "Dengan sistem usaha yang kuat dan konsisten akan menjadi nilai positif bagi para investor yang tertarik berbisnis dengan Anda," pungkasnya. (*/Kompas.com)
3.3 Mengidentifikasi Pesaing
1. Konsep persaingan industri
   Ada 4 jenis struktur industri:
a. Monopoli murni
      Hanya 1 perusahaan yang menyediakan produk atau jasa tertentu di negara atau wilayah tertentu. Monopolis yang tidak teregulasi mengenakan harga yang tinggi, sedikit atau tidak memasang iklan serta menawarkan pelaanan minimum. Jika tersedia subtitusi parsial dan ada sedikit ancaman persaingan, monopolis mungkin melakukan investasi yang lebih banyak di bidang pelayanan dan teknologi. Monopolis yang teregulasi diharuskan untuk mengenakan harga yang lebih rendah dan memberikan lebih banyak pelayanan karena masalah itu menjadi sorotan masyarakat.
b. Oligopoli
                Sedikit perusahaan besar memproduksi produk mulai dari produk yang sangat terdiferensiasi hingga produk yang terstandardisasi. Oligopoli murni terdiri dari beberapa perusahaan yang memproduksi komoditas yang pada dasarnya sama. Perusahaan-perusahaan tersebut akan merasa sulit  untuk menetapkan harga yang lebih tinggi daripada harga yang berlaku. Jika para pesaing menyamai pelayanan tersebut, maka satu-satunya cara untuk mendapatkan keunggulan bersaing adalah melalui biaya yang lebih rendah.

c.  Persaingan monopolistik
                Banyak pesaing yang mampu mendiferensiasikan tawaran mereka secara keseluruhan atau sebagian. Para pesaing memusatkan perhatian pada segmen pasar yang kebutuhan pelanggannya dapat mereka penuhi dengan cara yang paling unggul dan kemudian menuntut premi harga.
d. Persaingan murni       
                Banyak pesaing menawarkan produk dan jasa yang sama. Karena tidak ada dasar bagi diferensiasi, harga para pesaing akan sama. Tidak ada pesaing yang akan memasang iklan kecuali jika iklan itu dapat menciptakan diferensiasi psikologis (rokok) yang pada kasus itu akan lebih tepat jika kita menggambarkan industri tersebut bersaing secara monopolistik.
2. Konsep persaingan pasar
                              Kita dapat mengidentifikasi pesaing dengan menggunakan pendekatan pasar. Para pesaing adalah perusahaan-perusahaan yang memuaskan kebutuhan pelanggan yang sama. Konsep persaingan pasar membuka mata perusahaan terhadap kumpulan pesaing aktual dan potensial yang lebih luas. Rayport dan Jaworski mengusulkan untuk memprofilkan para pesaing langsung dan tidak langsung perusahaan tertentu dengan memetakan langkah-langkah pembeli dalam memperoleh dan menggunakan produk.

3.4 Menganalisis Pesaing
      Setelah mengidentifikasi para pesaing utamanya, perusahaan harus mengetahui dengan pasti kekuatan dan kelemahan serta tujuan strategis mereka.
      Tujuan:
Setelah perusahaan mengidentifikasi para pesaing utama dan strategi mereka, ia harus menanyakan apa yang dicari masing-masing pesaing di pasar? Apa yang mendorong masing-masing perilaku pesaing? Banyak faktor yang membentuk tujuan pesaing, termasuk ukuran, sejarah, manajemen saat ini, dan situasi keuangan. Jika pesaing itu merupakan bagian dari perusahaan yang lebih besar, penting untuk mengetahui apakah tujuan perusahaan induk menjalankan perusahaan itu adalah untuk memaksimalkan laba atau hanya memerahnya.
   Salah satu asumsi awal yang berguna adalah bahwa para pesaingberusaha memaksimumkan laba mereka. Asumsi alternatifnya adalah bahwa tiap-tiap pesaing mengejar beberapa bauran tujuan: profitabilitas saat ini, pertumbuhan pangsa pasar, arus kas, keunggulan teknologi, dan keunggulan pelayanan.

Kekuatan dan kelemahan:
Perusahaan perlu mengumpulkan informasi tentang kekuatan dan kelemahan masing-masing pesaing.
Secara umum, setiap perusahaan harus memantau tiga variabel ketika menganalisis para pesaingnya:
1. Pangsa pasar (share of market)
   Pangsa pesaing atas pasar sasaran.
2. Pangsa ingatan (share of mind)
Persentase pelanggan yang menyebut nama pesaing dalam menanggapi pertanyaan, "sebutkan perusahaan pertama di industri ini yang ada di dalam pikiran anda."
3. Pangsa hati (share of heart)
          Persentase pelanggan yang menyebut nama pesaing dalam menanggapi pertanyaan , "sebutkan perusahaan yang produknya lebih anda sukai untuk dibeli."
Untuk meningkatkan pangsa pasar, banyak perusahaan yang mulai melakukan penolakukuran (benchmarking) atas pesaing mereka yang paling berhasil.
Cara Benchmarking membantu meningkatkan kinerja persaingan
Benchmarking (penetapan tolak ukur) adalah seni untuk belajar dari perusahaan-perusahaan yang menjalankan tugas-tugas tertentu dengan lebih baik daripada perusahaan lain. Mungkin terdapat sepuluh kali lipat perbedaan dalam mutu, kecepatan, dan kinerja biaya perusahaan kelas dunia dibandingkan dengan perusahaan biasa. Tujuan benchmarking adalah memperbaiki kinerja dengan meniru "praktik terbaik". Benchmarking terdiri dari tujuh langkah berikut:
1. Tentukan fungsi apa yang akan diukur
2. Identifikasi variabel kinerja kunci yang diukur
3. Identifikasi perusahaan yang terbaik di kelasnya
4. Ukur kinirja perusahaan yang terbaik di kelasnya
5. Ukur kinerja perusahaan
6. Spesifikasi program dan tindakan untuk mempersempit kesenjangan itu
7. Terapkan dan pantau hasil-hasil
Bagaimana perusahaan mengidentifikasi perusahaan yang memiliki praktik terbaik? Titik awal yang baik adalah bertanya kepada pelanggan, pemasok, dan distributor perusahaan man yang menurut mereka berperingkat terbaik dalam melakukan pekerjaannya.
Menyeleksi pesaing
Setelah perusahaan melakukan analisis nilai pelanggannya, ia dapat memusatkan serangannya pada salah satu kelas pesaing berikut ini:
1. Pesaing kuat versus lemah
          Kebanyakan perusahaan mengarahkan sasaran mereka ke pesaing yang lemah karena membutuhkan lebih sedikit sumber daya per poin pangsa pasar yang diperoleh. Namun, perusahaan juga harus bersaing dengan para pesaing yang kuat untuk mendapatkan yang terbaik. Bahkan pesaing yang kuat memiliki beberapa kelemahan.
2. Pesaing dekat versus jauh
Kebanyakan perusahaan bersaing dengan pesaing yang paling menyerupai mereka. Namun perusahaan hendaknya juga mengenal pesaing yang jauh.
3. Pesaing yang baik versus buruk
                              Setiap industri terdiri dari pesaing yang baik dan buruk. Perusahaan harus mendukung para pesaing yang baik dan menyerang para pesaing yang buruk. Pesaing-pesaing yang baik bermain sesuai dengan aturan industri. Mereka membuat asumsi yang masuk akal mengenai potensi pertumbuhan industri. Mereka menetapkan harga yang masuk akal jika dikaitkan dengan biaya. Mereka lebih menyukai industri yang sehat. Mereka membatasi diri pada suatu bagian atau segmen industri. Mereka memotivasi pihak lain untuk menurunkan biaya atau meningkatkan diferensiasi serta mereka menerima level umum pangsa pasar dan laba. Pesaing yang buruk berusaha membeli pangsa pasar daripada mendapatkannya. Mereka mengambil resiko yang besar dan menanamkan modal pada kapasitas yang berlebih. Secara umum mereka mengacaukan equilibrium industri.
3.5 Strategi bersaing untuk para pemimpin pasar
1. Memperluas pasar keseluruhan
Perusahaan yang dominan biasanya paling diuntungkan jika pasar keseluruhan meluas.
-        Pelanggan baru:
Setiap kelas produk memiliki potensi untuk menarik pembeli yang tidak sadar akan produk tertentu atau yang menolaknya karena harga atau fitur tertentu. Produsen dapat mencari pemakai baru dari tiga kelompok: mereka mungkin menggunakannya tetapi ternyata tidak menggunakannya (strategi penetrasi pasar), mereka yang tak pernah menggunakannya (strategi segmen pasar baru) atau mereka yang tinggal di tempat lain (strategi ekspansi geografis).
- Lebih banyak penggunaan
      Penggunaan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan tingkat atau kuantitas konsumsi atau meningkatkan frekuensi konsumsi. Jumlah konsumsi kadang-kadang dapat ditingkatkan melalui kemasan atau rancangan produk. Ukuran kemasan yang lebih besar tampaknya meningkatkan jumlah produk yang digunakan konsumen pada satu saat.
      Meningkatkan frekuensi penggunaan, di pihak lain mencakup pengidentifikasian peluang tambahan untuk menggunakan merek dalam basis yang sama atau mengidentifikasi secara lengkap cara yang sama sekali baru dan berbeda untuk menggunakan merek. Dalam banyak kasus, produk mungkin dilihat sebagai bermanfaat hanya di tempat tertentu dan pada waktu tertentu, khususnya jika ia memiliki asosiasi merek yang kuat pada situasi penggunaan khusus.
2. Mempertahan pangsa pasar
                    Sambil berusaha memperluas pasar keseluruhan, perusahaan yang dominan harus terus mempertahankan bisnisnya saat ini. Apa yang dapat dilakukan pemimpin pasar untuk mempertahankan wilayahnya? Tanggapan yang paling konstruktif inovasi terus menerus. Pemimpin-pemimpin industri dalam pengembangan produk dan pelayanan pelanggan baru, efektivitas distribusi, serta penurunan biaya. Pemimpin harus terus meningkatkan daya saing dan nilai bagi pelanggan.
Sebuah perusahaan dominan dapat menggunakan enam strategi pertahanan berikut:
a. Pertahanan posisi
Pertahanan posisi mencakup menduduki ruang pasar yang paling diinginkan dalam pikiran konsumen, yang membuat merek menjadi tak terkalahkan
b. Pertahanan rusuk
Walaupun pertahanan posisi itu penting, pemimpin pasar juga perlu membuat pos-pos penjagaan di luar untuk melindungi sisi yang lemah atau mungkin sebagai basis invasi serangan balik.
c.  Pertahanan mendahului
Manuver pertahanan lain yang lebih agresif adalah menyerang musuh sebelum musuh mulai menyerang. Perusahaan dapat menggelar pertahanan mendahului dengan beberapa cara. Ia dapat bergerilya di pasar menghantam satu pesaing di suatu tempat, menghantam yang lain di tempat lain sehingga semua orang menjadi bingung.
d. Pertahanan serangan balik
Kebanyakan pemimpin pasar, jika diserang akan menanggapi dengan menyerang balik. Dalam serangan balik, pemimpin dapat menghadapi penyerang secara frontal. Serangan balik yang efektif adalah menyerbu wilayah utamapenyerang sehingga dia akan menarik beberapa pasukan untuk mempertahankan wilayahnya.
e.  Pertahanan bergerak
   Dalam pertahanan bergerak, pemimpin memperluas daerahnya ke wilayah baru yang nantinya dapat berfungsi sebagai pusat pertahanan atau penyerangan di masa depan. Perluasan itu dilakukan melalui perluasan pasar dan diversifikasi pasar. Perluasan pasar mengharuskan perusahaan mengalihkan fokusnya dari produk yang ada ke kebutuhan umum yang mendasarinya. Perusahaan tersebut melakukan penelitian dan pengembangan di seluruh rangkaian teknologi yang berkaitan dengan kebutuhan itu.
f.   Pertahanan mundur
   Perusahaan besar kadang-kadang menyadari bahwa mereka tak dapat lagi mempertahankan seluruh wilayahnya. Tindakan yang terbaik tampaknya adalah mundur secara terencana, melepaskan daerah yang lemah dan memperkuat daerah yang kuat.
3. Memperluas pangsa pasar
                    Pemimpin pasar dapat meningkatkan labanya dengan cara meningkatkan pangsa pasar. Namun, perusahaan tidak boleh beranggapan bahwa memperoleh kenaikan pangsa pasar di pasar yang mereka layani akan secara otomatis memperbaiki profitabilitas mereka. Khususnya untuk perusahaan jasa yang intensif biaya yang tidak mengalami banyak skala ekonomi . Hal itu banyak tergantung pada strategi perusahaan.
                    Karena biaya untuk membeli pangsa pasar yang lebih besar itu mungkin jauh melebihi nilai pendapatannya , perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor sebelum mengejar peningkatan pasar:
a. Kemungkinan timbulnya tindakan anti monopoli
b. Biaya ekonomi
c.  Melakukan strategi bauran pemasaran yang keliru
d.Efek dari meningkatnya pangsa pasar terhadap kualitas aktual yang dirasakan.
Ø  Strategi bersaing lainnnya
1.         Strategi penantang pasar
Penantang pasar lebih dahulu harus mendefinisikan tujuan strategisnya. Kebanyakan tujuan strategis penantang pasar adalah meningkatkan pangsa pasar. Pemimpin pasar harus memutuskan siapa yang harus diserang:
-     Menyerang pemimpin pasar
   Ini merupakan strategi yang berisiko tinggi, tapi berimbalan tinggi dan masuk akal bila si pemimpin tidak melayani pasar dengan baik. Strategi alternatifnya adalah mengungguli inovasi pemimpin di seluruh segmen.
- Menyerang perusahaan seukuran yang tidak bekerja dengan baik dan yang kekurangan dana.
Penantang pasar yang dapat menyerang perusahaan yang memiliki produk tua yang mengenakan harga berlebihan atau yang tidak memuaskan pelanggan.
-     Menyerang perusahaan kecil lokal dan regional
2.         Strategi pengikut pasar
      Banyak perusahaan yang lebih suka mengikuti daripada menantang pemimpin pasar. Theodore Levitt menulis artikel berjudul "innovative imitation di mana ia berpendapat bahwa strategi peniruan produk mungkin sama menguntungkannya dengan strategi inovasi produk. Inovator menanggung biaya yang besar dalam rangka mengembangkan produk baru, mendistribusikannya, dan menginformasikan serta mendidik pasar. Imbalan atas semua usaha dan risiko itu biasanya berupa kepemimpinan pasar. Namun, perusahaan lain dapat bekerja keras meniru dan memperbaiki produk baru itu. Walaupun barangkali ia tidak akan mengambil alih kepemimpinan, pengikut dapat mencapai laba yang tinggi karena ia tidak memerlukan biaya inovasi apapun.

3.         Strategi pengisi relung pasar
      Alternatif untuk menjadi pengikut di pasar besar adalah dengan menjadi pemimpin di pasar kecil atau relung pasar. Perusahaan kecil umumnya menghindari persaingan melawan perusahaan besar dengan mengincar pasar kecil yang kurang atau tidak menarik bagi perusahaan besar.
Adam Morgan menawarkan delapan usulan tentang cara merek-merek kecil bersaing dengan baik:
a. Ambil jarak dengan masa lampau anda yang baru saja lewat
Jangan takut mengajukan pertanyaan yang "bodoh" untuk menantang konvensi dan memandang merek secara berbeda.
b. Cobalah membangun "identitas lighthouse"
Cobalah membangun nilai dan komunikasikan siapakah anda dan mengapakan anda ada.
c.  Andaikan kepemimpinan kategori yang dipikirkan
Pisahkan konvensi dari segi representasi (apa yang anda katakan tentang diri anda sendiri) di mana anda mengatakannya dan pengalaman (apa yang anda lakukan untuk melaksanakan apa yang anda katakan).
d. Ciptakan simbol-simbol penilaian ulang
e.  Berkorbanlah
Fokuskan sasaran, pesan, jangkauan, dan frekuensi anda serta ketahuilah bahwa yang lebih sedikit bisa menghasilkan yang lebih banyak.
f.   Kesetiaan berlebih
          Walaupun anda mungkin melakukan lebih sedikit hal, lakukan hal-hal besar bila anda melakukannya.
g. Gunakanlah publisitas dan iklan untuk memasuki budaya populer
   Komunikasi yang tidak konvensional dapat membuat orang berbicara.
h. Berpusatlah pada ide, bukan pada konsumen
          Topanglah momentum penantang dengan tidak kehilangan pandangan tentang apa makna merek itu dan akan menjadi apa, serta definisikan kembali sokongan pemasaran dan pusat perusahaan untuk mencerminkan visi ini.

BAB IV
HUBUNGAN ANTARA PERENCANAAN STRATEGIK DENGAN PERSAINGAN
4.1 Hubungan antara perencanaan dan persaingan:
a. Strategi bisnis di masa yang akan datang dipengaruhi perubahan kondisi lingkungan menuntut manajer (pimpinan) untuk mengembangkan program-program yang mampu menterjemahkan current issues dan mendukung rencana bisnis masa depan.
b. Keselarasan antara bisnis dan perencanaan sumber daya manusia dapat membangun perencanaan bisnis yang akhirnya menentukan kebutuhan SDM.
c.  Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi aktivitas bisnis dan perencanaan SDM, antara lain : globalisasi, kemajuan teknologi, pertumbuhan ekonomi, dan perubahan komposisi angkatan kerja.
d.Integrasi perencanaan sumber daya manusia dengan perencanaan strategik memudahkan organisasi melakukan keputusan dilakukannya merger, international operations, dan corporate entrepreneurrism.

4.2 Bagan berikut ini menggambarkan hubungan antara perencanaan strategic bisnis perusahaan dengan strategic SDM nya :

Manzini (1996): untuk merancang dan mengembangkan perencanaan SDM yang efektif, terdapat 3 (tiga) tipe perencanaan yang saling terkait dan merupakan suatu kesatuan sistem perencanaan tunggal :
1. Strategic planning yang bertujuan untuk mempertahan-kan kelangsungan organisasi dalam lingkungan persaingan.
2. Operational planning yang menunjukkan demand terhadap SDM.
3. Human resoures planning yang digunakan untuk memprediksi kualitas dan kuantitas kebutuhan sumber daya manusia dalam jangka pendek dan jangka panjang yang menggabungkan program pengembangan dan kebijakan SDM.
Perlu dilakukan integrasi antara perencanaan sumber daya manusia dengan perencanaan strategik dan operasional adalah untuk mengidentifikasikan human resources gap antara demand dan supply, untuk menciptakan proses yang memprediksi demand sumber daya manusia yang muncul dari perencanaan strategik dan operasional secara kuantitas dibandingkan dengan prediksi ketersediaan yang berasal dari program-program SDM.

BAB V
SIMPULAN
Manajemen strategik merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang dihasilkan dari proses formulasi dan implementasi rencana dengan tujuan untuk mencapai keunggulan kompetitif. Dalam menjalankan suatu bisnis dibutuhkan suatu proses perencanaan strategik. Terdapat 9 tugas penting dalam menerapkan proses manajemen strategik.
          Suatu perusahaan pasti mempunyai pesaing bisnis. Oleh karena itu, dalam menghadapi persaingan dibutuhkan analisis terhadap pesaing dan perusahaan harus mengetahui dengan pasti kekuatan dan kelemahan serta tujuan strategis mereka. Selain itu juga dibutuhkan perencanaan strategis dalam menghadapi persaingan karena perencanaan strategis sangat berpengaruh untuk keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA
Keegan, waren J. 2007. "Manajemen pemasaran global". Edisi 6. Jakarta:PT. Indeks.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. "Manajemen Pemasaran". Edisi 12. Jakarta:PT. indeks
Assauri, Sofjan. 2012."Strategic Marketing". Jakarta:PT. Raja grafindo persada.
Muhammad, Suwarsono. 2004. "Manajemen Strategik". Edisi 3.Yogyakarta:Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Solihin, Ismail. 2012. "Manajemen Strategik". Jakarta:Erlangga.
Tunggal, Amin Widjaja. 2005. "Manajemen Strategik". Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

LAMPIRAN









PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR
1. Sejarah





TANGGAPAN I
Mengenai strategi intensif pasar:
Strategi ini dipilih oleh perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan melalui intensifikasi pasar dengan menjual produk yang saat ini dimiliki perusahaan ke pasar yang saat ini dilayani oleh perusahaan. Biasanya menggunakan program promosi.
Mengenai penetrasi pasar:
Suatu strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk meningkatkan penjualanya atas produk dan pasar yang telah tersedia melalui usaha -usaha pemasaran yang lebih agresif
Seperti:
Melakukan promosi besar-besaran untuk meraih pangsa pasar dengan product yang sudah ada dan pasar yang terkini. Biasanya dengan melakukan Strategi penurunan harga.
Mengenai pengembangan pasar:
Strategi ini dipilih oleh perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan melalui penjualan produk yang dimiliki perusahaan saat ini ke pasar sasaran yang baru.
Mengenai pengembangan produk:
Strategi ini dipilih oleh perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan melalui penjualan produk baru perusahaan ke pasar yang telah dimodifikasi untuk menarik pelanggan. Seperti menambah rasa baru untuk produk mie instannya.







TANGGAPAN II
Mengenai Konsep strategi untuk mencapai misi perusahaan:
Dalam mencapai misi perusahaan, PT INDOFOOD lebih cenderung menggunakan konsep strategi differensiasi yaitu dengan menciptakan keunikan pada produknya.
Seperti membuat kemasan mie dalam cup atau gelas dengan penyajian yang lebih mudah.












                                                

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS